Nomor yang anda tuju sedang sibuk,...

"nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"

lima menit kemudian..

"nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"

sepuluh menit kemudian..

"nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"

Jari-jari itu mulai menari lincah diatas tuts handphonenya. "msh nlp ya? Mau pulang jam brp?" akhirnya sebuah sms dikirimkan. Lima menit kemudian, sepuluh menit kemudian masih tak ada balasan. Sosok kecil itu mulai gelisah. Ujung matanya sebentar-sebentar melirik ke arah jam dinding di dekat pintu kamarnya.

Sudah hampir satu jam, ia kembali menekan tombol redial di handphonenya.

"nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"

Huuffth.. masih juga. Entah apa yang sedang mereka bicarakan di telfon. Ia berusaha untuk tenang, tapi tak urung pikirannya gelisah. Ia tahu dengan siapa lelaki itu berbicara. Ada sedikit rasa cemburu yang mengusik hatinya, tapi ia tahu tak ada yang bisa ia lakukan. Sayang, tak ada yang bisa menahan jari-jarinya untuk kembali bermain di atas tuts handphonenya. "hmmmm.." bukan sebuah kata, hanya sebuah ekspresi yang ia kirimkan melalui sms.

Sepuluh menit kemudian.. masih belum ada balasan atas sms-smsnya. Dua puluh menit kemudian..

"nomor yang anda tuju sedang sibuk, cobalah beberapa saat lagi!"

Ia mulai sedikit terusik. Kesal mulai datang tapi kemudian luruh saat matanya tertuju pada layar laptop yang menyala sedari tadi. Ada foto lelaki itu di sana. Lelaki yang selalu ia nantikan kedatangannya. Lelaki yang selalu membuatnya merasa nyaman hanya dengan berada di dekatnya. Lelaki yang selalu ia rindukan senyumnya. Dan ia pun tersenyum. Ia tahu lelaki itu akan datang. Ia akan kembali kepadanya.

Handphonenya menyala. Sebuah sms dari sang lelaki :
"Sebentar lagi juga ayah pulang, Yang. Bunda jangan manyun ya.."

Akhirnya.. lelaki itu akan datang, dan itu telah meluruhkan semua kesal dan cemburunya. Dia akan pulang, dan itu cukup untuknya. Penantian panjang itu sepertinya tak lagi menjadi masalah.

Well, begitulah cinta. Hanya dengan melihat sebuah senyuman meski hanya dalam sebuah foto, semua lelah dan kesal sepertinya luruh seketika..
Begitulah cinta.. ia akan dengan mudah memaafkan meski tlah menoreh luka berkali-kali..
The power of love..

*aku hilang bentuk*


By:Dini Nurdiyanti/Skandal

0 komentar: