Jam karet

saya kira saya sudah bercerita ttg ini, tak apalah, saya ulangi saja cerita yg menarik ini.
sebagai orang indonesia yg hidup di jerman sering kali saya tersinggung kalau ada orang jerman yg "mejelek-jelekan kebiasan bangsa indonesia.misalnya kalau ada yg berkata bahwa kota-kota di indonesia
kebanyakan kotor, saya akan katakan, kalau saja petugas persampahan di indonesia digaji dengan layak, seperti tukang sampah disini, saya yakin di indonesiapun akan sebersih disini atau kalau ada yg berkata bahwa orang-orang indonesia tidak tepat janji, alias jam karet. saya akan berkata kalau memang budaya jam karet termasuk budaya indonesia ( emang ada budaya indonesia?, yg ada budaya sunda, jawa, minang..dll.dll), mana mungkin lapangan terbang yang ada di indonesia bisa berfungsi, kenyataannya..berfungsi koq.Dalam rangka bela-membela tanah air ini, saya tidak ada yg menyuruh apalagi mendapat gaji.saya sendiri tidak mengertimengapa saya merasa harus membela.

2 tahun yg lalu, kami mengadakan seminar dengan judul " 10 tahun reformasi di indonesia", untuk itu kami mengundang banyak " tokoh2 dari indonesia, orang-orang terkenal, celebrities...hua..ha..ha. acara ini kita selenggarakan dengan bekerja sama dengan yayasannya partai sosial demokrat disini. karena acara seperti ini termasuk acara yg lumayan besar,sudah selayaknyalah akan dibuka oleh " yang terhormat beliau, baginda" duta besar indonesia untuk jerman.ruangan seminar sudah penuh, para pembicara sudah menempati tempatnya masing-masing, sang moderator berkata, bahwa tepat pukul..(saya lupa) acara akan dibuka. sang beliau, yang terhormat duta besar, belum juga muncul.hadirin gelisah, pembawa acara grogi, saya ngedumel...45 menit kemudian, sang duta besar datang, langsung menduduki tempatnya yg telah disediakan, cengengesan, tidak minta maaf akan keterlambatannya..jam karet....saya malu karena sering membela, " orang indonesia tidak kenal jam karet".

dua minggu yang lalu kami melakukan aksi unjuk rasa di berlin ini, karena merasa khawatir dengan kedaan di indonesia, dimana aparat negara tidak bisa melindungi warganya yg termasuk golongan minoritas. katanya fihak kedutaan merasa keberatan dengan aksi yg kami lakukan, sehingga sehari sebelum acara ada beberapa teman yg diundang oleh petinggi keduataan. alasan ketidak setujuan mereka karena katanya " kami menjelek-jelekan negara ".


by : Asep Anwar Ruhyat (Abro) , Angkatan Anak-anakku

0 komentar: