setiap orang memiliki hal yang menjadi paling favorite ketika bertemu orang lainnya.
ada satu temanku yang hampir setiap 5 menit sekali bertanya "ada upil" sambil memperlihatkan lubang hidung nya yang bersih.
ada pula temanku yang paling senang mendaratkan bibir basahnya dipipi sahabat-sahabatnya, yang kemudian diprotes oleh sahabatnya, walaupaun toh mereka pasrah juga.
ada pula temanku yang akan dengan senang hati melontarkan hujatan, sindiran tajam kepada orang yang baru ditemuinya dan tidak disukainya.
ada pula temanku yang paling bisa mengambil hati orang yang baru berkenalan dengannya 5 menit lalu seolah mereka sudah saling mengenal for years...
dan aku, aku paling senang menceritakan masa kecilku ketika aku mulai bisa mengingat.
aku adalah seorang gadis cilik yang baru mulai mengenal apa itu dunia. siapa mereka, siapa aku. sejak aku mulai bisa mengingat semua orang saling meng-iya-kan bahwa aku bukan anak dari kedua orang tuaku tempat aku biasa menghabiskan malam bersamanya di sebuah kasur ukuran 200x200 dan berakhir dengan bau pesing yang aku sebabkan sendiri di pagi hari.
bangun tidur, mandi, makan, main sampai mamah menjemputku untuk mandi sore. itulah kegiatan sehari-hariku yang penuh dengan kesibukan yang luar biasa. setiap amah mengajakakku untuk tidur siang, aku selalu menyelinap keluar rumah untuk bermain.
Dan aku selalu menyesal, begitu banyak permainan yang belum pernah aku mainkan! begitu banyak permainan jamanku dulu kini mulai tersingkirkan oleh olah raga jempol dan mata yang biasa dikenal dengan sebutan PS.
ingat sekali aku kunjungan wisata bersama kedua orangtuaku ke beberapa tempat wisata karena memang aku ingat, dan karena faktor lain yaitu FOTO.
sepertinya titel BANCI kamera sudah melekat pada diriku jauh sebelum aku bisa mulai mengingat. dan aku menyukainya.
aku juga ingat sekali, setiap kali papahku pulang, kami dan beberapa keluarga tetangga ikut berwisata. hingga pada suatu kali, mobil yang kami tumpangi mogok pas di TANJAKAN. satu hal yang mematrikan trauma pada diriku yang masih rapuh.
suatu kali, keluargaku hendak pergi berwisata dan aku lebih memilih untuk ikut bertamu dengan orang yang tetangga2 ku bilang "ibu" ku. kedua orang tuaku berusaha untuk membujukku dengan mengantarkan ibuku itu ke tempat tujuan supaya aku bersedia untuk ikut berwisata. tapi aku bukan seorang yang mudah dibujuk. aku adalah orang yang bertekad, dan aku sudah memutuskan dari sejak pertama bahwa aku tidak ingin ikut wisata. dan VOILA!
aku terduduk di sebuah ruang tamu yang tampak membosankan. tapi aku tidak bosan. aku tidak mengerti apa yang ibuku dan temannya bicarakan. tapi aku tidak bosan untuk mendengarkan.
sepulangnya, kami harus berjalan cukup jauh, karena orangtuaku tidak menjemput kami. tapi aku tidak bosan.
semua orang bercerita betapa serunya wisata mereka dan aku tetap tidak merasa bosan dengan kunjunganku bersama ibu.
By:Vitasari Annisa
ada satu temanku yang hampir setiap 5 menit sekali bertanya "ada upil" sambil memperlihatkan lubang hidung nya yang bersih.
ada pula temanku yang paling senang mendaratkan bibir basahnya dipipi sahabat-sahabatnya, yang kemudian diprotes oleh sahabatnya, walaupaun toh mereka pasrah juga.
ada pula temanku yang akan dengan senang hati melontarkan hujatan, sindiran tajam kepada orang yang baru ditemuinya dan tidak disukainya.
ada pula temanku yang paling bisa mengambil hati orang yang baru berkenalan dengannya 5 menit lalu seolah mereka sudah saling mengenal for years...
dan aku, aku paling senang menceritakan masa kecilku ketika aku mulai bisa mengingat.
aku adalah seorang gadis cilik yang baru mulai mengenal apa itu dunia. siapa mereka, siapa aku. sejak aku mulai bisa mengingat semua orang saling meng-iya-kan bahwa aku bukan anak dari kedua orang tuaku tempat aku biasa menghabiskan malam bersamanya di sebuah kasur ukuran 200x200 dan berakhir dengan bau pesing yang aku sebabkan sendiri di pagi hari.
bangun tidur, mandi, makan, main sampai mamah menjemputku untuk mandi sore. itulah kegiatan sehari-hariku yang penuh dengan kesibukan yang luar biasa. setiap amah mengajakakku untuk tidur siang, aku selalu menyelinap keluar rumah untuk bermain.
Dan aku selalu menyesal, begitu banyak permainan yang belum pernah aku mainkan! begitu banyak permainan jamanku dulu kini mulai tersingkirkan oleh olah raga jempol dan mata yang biasa dikenal dengan sebutan PS.
ingat sekali aku kunjungan wisata bersama kedua orangtuaku ke beberapa tempat wisata karena memang aku ingat, dan karena faktor lain yaitu FOTO.
sepertinya titel BANCI kamera sudah melekat pada diriku jauh sebelum aku bisa mulai mengingat. dan aku menyukainya.
aku juga ingat sekali, setiap kali papahku pulang, kami dan beberapa keluarga tetangga ikut berwisata. hingga pada suatu kali, mobil yang kami tumpangi mogok pas di TANJAKAN. satu hal yang mematrikan trauma pada diriku yang masih rapuh.
suatu kali, keluargaku hendak pergi berwisata dan aku lebih memilih untuk ikut bertamu dengan orang yang tetangga2 ku bilang "ibu" ku. kedua orang tuaku berusaha untuk membujukku dengan mengantarkan ibuku itu ke tempat tujuan supaya aku bersedia untuk ikut berwisata. tapi aku bukan seorang yang mudah dibujuk. aku adalah orang yang bertekad, dan aku sudah memutuskan dari sejak pertama bahwa aku tidak ingin ikut wisata. dan VOILA!
aku terduduk di sebuah ruang tamu yang tampak membosankan. tapi aku tidak bosan. aku tidak mengerti apa yang ibuku dan temannya bicarakan. tapi aku tidak bosan untuk mendengarkan.
sepulangnya, kami harus berjalan cukup jauh, karena orangtuaku tidak menjemput kami. tapi aku tidak bosan.
semua orang bercerita betapa serunya wisata mereka dan aku tetap tidak merasa bosan dengan kunjunganku bersama ibu.
By:Vitasari Annisa
0 komentar:
Posting Komentar