Tatapan itu tak bisa kutebak, entah bahagia entah merana..yang pasti mereka bersama menjalani sisa hidup di panti jompo ini. Hatiku berdesir menyisipkan sebuah harapan, semoga saja kelak saat tubuh ini tak lagi kuat, saat fikiran ini lebih banyak lupa dibanding ingat, saat aku tak lagi berdaya mengarungi dunia tetapi raga masih tak mau berpisah dari jiwa, anak anakku mau menemani masa tuaku, walau hanya dengan sebuah sentuhan dan tatapan cinta.
Tak Pelak banyangan Mama-pun hinggap dalam benak, dan hati berujar janji
tak akan pernah kubiarkan kau sendiri Mama..
aku ada untuk ada
ada kapanpun saat kau butuhkan
ada dan akan bersama memikul rasa sendirimu saat tubuhmu tak lagi kuat
ada dan aku pastikan kau dapat memegangku erat saat energimu tak lagi sebesar saat mengurusku
Mama..aku tak akan pernah bisa membalas semua keringat dan air matamu yang tercurah saat kau membesarkanku
tapi aku pastikan, hingga akhir hayatmu aku akan menjagamu.. InsyaAllah ..
Suara tawa menyadarkan lamunanku, mata kami tertuju keseorang kakek yang sedang bernyanyi.. begitu riangnya, dan keriangan itupun menular kepada kami.. Alhamdulillah di umurnya yang lebih dari 60 tahun, kakek masih bisa berbagi bahagia.
Usai bergembira, dan memberikan bingkisan simbolik buat sang kakek & nenek, kamipun berkeliling melihat Asrama, tercengang sesaat melihat ranjang yang berjejer rapi, dan disana kami disambut dengan uluran tangan nenek tentu dengan senyum bahagianya.
Ada seorang nenek yang cukup menarik perhatianku ” nenek Siti Rahmi ” namanya, beliau berusia lebih dari 80 Tahun, dari logatnya aku menebak beliau berasal dari padang sumatera barat. Meski tak mengerti banyak bahasa padang, aku meresponnya dengan senyuman, seraya hatiku hanya dapat mendo’akannya agar Nenek ini diberikan Allah kebahagiaan disisa hidupnya juga di Akherat kelak.
Rasanya waktu tak cukup banyak, kamipun harus terus berkeliling dari asrama yang satu dan yang lain, mataku tak henti menyapu semua aktifitas disana.. aku melihat beberapa kakek nenek antri makanan untuk berbuka yang satu membantu yang lain, Subhanallah..mereka sepertinya sudah menyakini bahwa sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama
Disisa energinya, merekapun masih terbilang produktif, beberapa kelas keterampilan memang di selenggarakan disini, membuat Taplak Meja, Keset, bahkan ada keterampilan seni. Sabar & Ikhas terpancar dari instruktur / pengurus para Jompo, mereka melayani dengan senyuman, menatap sang jompo dengan kasih sayang.. Subhanallah..
Tak terasa, waktu sudah menunjukan jam 4 sore, kami harus bergegas pulang dan rasanya cukup lama kami menggangu waktu para Jompo itu, mereka butuh istirahat apalagi untuk Jompo yang berpuasa, tentu jam 4 adalah puncak segala kelelahan.
Aku bersama teman temanpun pulang, petualangan fisik di panti jompo memang berakhir tetapi aku menyakini petualang rohani tak akan pernah berakhir,dan rasanya bingkisan yang kami serahkan tak lagi sebanding dengan bingkisan pelajaran untuk kami mengenai pengingatan kami akan orang tua yang semakin meneguhkan kami bahwa sedikitpun tak akan kami sia siakan mereka..
26 Agustus 2009.. hanya untuk berbagi
By:Widya Castrena Nugraha/Skandal
Tak Pelak banyangan Mama-pun hinggap dalam benak, dan hati berujar janji
tak akan pernah kubiarkan kau sendiri Mama..
aku ada untuk ada
ada kapanpun saat kau butuhkan
ada dan akan bersama memikul rasa sendirimu saat tubuhmu tak lagi kuat
ada dan aku pastikan kau dapat memegangku erat saat energimu tak lagi sebesar saat mengurusku
Mama..aku tak akan pernah bisa membalas semua keringat dan air matamu yang tercurah saat kau membesarkanku
tapi aku pastikan, hingga akhir hayatmu aku akan menjagamu.. InsyaAllah ..
Suara tawa menyadarkan lamunanku, mata kami tertuju keseorang kakek yang sedang bernyanyi.. begitu riangnya, dan keriangan itupun menular kepada kami.. Alhamdulillah di umurnya yang lebih dari 60 tahun, kakek masih bisa berbagi bahagia.
Usai bergembira, dan memberikan bingkisan simbolik buat sang kakek & nenek, kamipun berkeliling melihat Asrama, tercengang sesaat melihat ranjang yang berjejer rapi, dan disana kami disambut dengan uluran tangan nenek tentu dengan senyum bahagianya.
Ada seorang nenek yang cukup menarik perhatianku ” nenek Siti Rahmi ” namanya, beliau berusia lebih dari 80 Tahun, dari logatnya aku menebak beliau berasal dari padang sumatera barat. Meski tak mengerti banyak bahasa padang, aku meresponnya dengan senyuman, seraya hatiku hanya dapat mendo’akannya agar Nenek ini diberikan Allah kebahagiaan disisa hidupnya juga di Akherat kelak.
Rasanya waktu tak cukup banyak, kamipun harus terus berkeliling dari asrama yang satu dan yang lain, mataku tak henti menyapu semua aktifitas disana.. aku melihat beberapa kakek nenek antri makanan untuk berbuka yang satu membantu yang lain, Subhanallah..mereka sepertinya sudah menyakini bahwa sebaik baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama
Disisa energinya, merekapun masih terbilang produktif, beberapa kelas keterampilan memang di selenggarakan disini, membuat Taplak Meja, Keset, bahkan ada keterampilan seni. Sabar & Ikhas terpancar dari instruktur / pengurus para Jompo, mereka melayani dengan senyuman, menatap sang jompo dengan kasih sayang.. Subhanallah..
Tak terasa, waktu sudah menunjukan jam 4 sore, kami harus bergegas pulang dan rasanya cukup lama kami menggangu waktu para Jompo itu, mereka butuh istirahat apalagi untuk Jompo yang berpuasa, tentu jam 4 adalah puncak segala kelelahan.
Aku bersama teman temanpun pulang, petualangan fisik di panti jompo memang berakhir tetapi aku menyakini petualang rohani tak akan pernah berakhir,dan rasanya bingkisan yang kami serahkan tak lagi sebanding dengan bingkisan pelajaran untuk kami mengenai pengingatan kami akan orang tua yang semakin meneguhkan kami bahwa sedikitpun tak akan kami sia siakan mereka..
26 Agustus 2009.. hanya untuk berbagi
By:Widya Castrena Nugraha/Skandal
0 komentar:
Posting Komentar