Orang Ikhlas itu segala urusannya diambil alih oleh Allah

“Orang Ikhlas itu segala urusannya diambil alih oleh Allah” , “Barang siapa yang Ikhlas urusannya Aku ambil alih”. Begitu kata-kata yang saya dengar dari seorang Kawan, beliau mengambilnya (saya lupa lagi) entah dari hadist atw dari Qur’an. Kata-kata itu begitu membekas dalam hati saya, teringat dengan berbagai macam keajaiban yang selama ini saya alami ketika saya belajar untuk ikhlas. Terutama dalam hal Rejeki atau materi…. Yang terpenting saya benar-benar ikhlas menjalani pekerjaan saya, ikhlas menerima berapapun rejeki yang saya terima dari hasil kerja saya dan suami, ikhlas menjalani kehidupan ini dan yang terpenting saya menghilangkan semua rasa cemas, rasa was-was dan khawatir yang sebenarnya hal kecil yang dapat merusak keyakinan kita pada Allah tentang janji-Nya bahwa Dia kan mencukupkan Rejeki bagi umatnya.

- Susu Noni
Malam itu uang yang tersisa di dompet saya tinggal Rp 3000,- kebetulan malam itu susu anak saya hanya cukup untuk besok pagi, harganya Rp 51.000. Kebetulan juga suami saya sedang bekerja di Jakarta dan belum mengirimkan uang. Malam itu saya berpikir, bagaimana besok membeli susu , dari mana uangnya? Tetapi cepat-cepat saya istigfar dan menghilangkan kecemasan itu lalu berdoa ya Allah aku serahkan semua urusanku pada-Mu dan aku yakin kau akan memberikan Rejeki.
Esok paginya saya pergi ke kantor, tiba2 sudah ada dua pasien yang datang minta dipijit, kemudian datang lagi seorang pasien, jadi pagi itu saya menangani 3 pasien, dan dari ketiga pasien tersebut total uang yg saya terima Rp 48.000. Setelah dihitung dengan uang yang saya punya di dompet jadi total uang yang saya terima adalah 51.000 dan itu benar-benar pas untuk memebeli susu anak saya. Subhanallah, Maha Suci Allah yang Maha mengetahui kebutuhan hambanya dan itu pasti akan dicukupkan.

- Sepatu Noni
Rasanya ingin sekali memebelikan sepatu untuk anak saya, kasian sekali dia tidak punya sepatu, tapi apa daya uangnya belum ada, saya hanya bisa berdoa dlm hati, Ya Allah Mudah-mudahan nanti ada rejeki untuk membeli sepatu noni. Kalau memaksakan kehendak atau mengikui hawa nafsu bisa saja saya pinjam uang dulu atau memakai uang untuk belanja sehari-hari tetapi saya tidak mau mengikuti hawa nafsu saya. Dua hari kemudian ibu saya pulang dari Bogor membawa dua pasang sepatu dari kakak saya yang tinggal di Bogor, “ ini ada sepatu dari teteh, katanya untuk noni” padahal saya belum bercerita pada siapapun bahwa saya ingin membeli sepatu untuk anak saya. Subhanallah.

- Parfum habis
Hari itu pagi-pagi sekali saya harus berangkat ke Jakarta untuk mengisi acara disana, ketika bersiap-siap pergi dan saya ingin menyemprotkan parfum, parfumnya habis. Lalu saya berkata dalam hati “ Ya Allah parfum saya habis, mudah-mudahan ada rejeki untuk membeli parfum”. Lalu saya berangkat ke Jakarta. Sesampainya disana saya bertemu seorang kerabat yang biasa di panggil Bunda, kemudian dia berkata “ Mbak Odhie, tadi malem bunda jalan2 terus Bunda belin Parfum buat Mbak Odhie” dalam hati saya bertanya : “what?????” gak salah??? Tadi pagi kan aku pengen beli parfum??? Ya Allah, Terimakasih.. Subhanallah.

- Bayar Cicilan
Tiba saatnya saya harus membayar cicilan pada hari Sabtu, tapi uangnya belum ada. Tapi saya tidak cemas karena saya yakin pada saatnya jatuh tempo pasti ada Rejekinnya. Hari itu hari kamis, teman saya tiba2 menelpon dan mengajak bertemu untuk membicarakan order video shooting perkawinannya. Singakat cerita kami bertemu di sebuah mall, akhirnya setelah deal dia memberikan uang. Bisanya orang yg order video shooting hanya memeberikan uang muka saja, tetapi dia memberikan tidak hanya uang muka saja, tetapi hari itu juga dilunasi seluruh biayanya. Saya benar-benar kaget dan tidak menyangka, akhirnya pada sat jatuh tempo bisa juga saya membayar cicilan. Subhanallah.

Jadi nikmat manalagi yang akan kau dustakan? Sejauh mana keyakinan kita pada Janji-Nya? Masihkah kita diliputi rasa cemas? Khawatir? Was-was? Yang sebenarnya hal-hal itulah yang menutup pintu rejeki kita, karena berarti kita masih ada keraguan,dan masih suuzon Kepada-Nya.

By Rosdiani Fitriyanti/Genteng

0 komentar: