PUISI UNTUKMU INDONESIA

UNTUK YANG DISUDUT DAN YANG MENEBAR

Sela keriput wajah kuyu melusuh
Melepuh tertatih disela jalanan bumi nan garang
Lelah adalah keluh yang berujung dilidah nestapa
Bongkah-bongkah peristiwa
terkais-kais memuakkan rasa

Bertahan adalah sahabat asa yang melintasi perut
Tetes keringat menjeritkan rintihan membasah
Dan langit rasakan teduh sesaat atas beban
Berarak awan kelabu menonton hamba yang terseok

Melolong berpayung keangkuhan pesona dunia
Kemiskinan adalah kata ratapan tak bertepi
Tanah pijak kerontangkan jiwa
... napasku terhenyak ... oh Indonesia ...

Tidak ... Indonesia ... serapuh itukah ?
Ssssssst sebentar lagi pesta akbar akan hadir dinegeri ini
Optimislah jangan pesimis ... kita harus bangkit
Merah putih akan banyak temannya ... wah ... berwarna-warni

Tatkala kutengok ... si kuyu hanya tersenyum getir
Matanya menghujamkan bilah dingin yang mengalir dalam darahnya

Tatkala kutengok ... dijalanan ... bertebar wajah-wajah optimis
Matanya menghujamkan ... kelak kalau ... pilihlah aku

Ahh ... kenapa aku harus memikirkan mereka berdua ...
Bidang kosong dihadapanku masih memutih ...
Seharusnya dari tadi tanganku menorehkan garis dan bentuk serta warna
Bukannya menyusun kata demi kata seperti ini

Detik ... detik ... 2008 semakin berdetak kepinggir ... jam 12 malam nanti
Bukan cerita Cinderella ... yang berlari tinggalkan ... sepatu kaca
Dan sang pangeran dengan tulus ... menelusuri jejak upik abu
Tapi ini nyata ... tak ada terompet kerajaan ... yang ada terompet Tahun Baru

Horeeeee tahun baru telah tiba ... 2009 ...
Ya Tuhan ... jangan kasih hujan ... kalaupun ada cukuplah seperti nyanyian anak kecil
... pohon dan kebun basah semua ...
Walau hanya sesaat biarlah mereka berdua turut menikmati ... hingga Adzan bergema

Biarkan mereka berdua pada harapnya ...
Biarkan mereka berdua pada harapnya ...
Biarkan aku ... berharap padaMU ...
Biarkan aku ... bersimpuh padaMU ...

Wahai Tuhan selamatkan kami ini ...yang berpeluh khilaf dan bertabur dosa
Dan engkau maha mengetahui atas segala yang akan terjadi
Yang kuharap Maha Pengasih ... Maha Penyayang ... Maha Pengampun
Untukmu ... Indonesia ... amin

Bandung, 31 Desember 2008

By Niasary Roedyat Martadiradja/Malaria

0 komentar: